Semoga

Semoga
Semoga

Wednesday, November 13, 2019

Fermentasi Jerami

Cara fermentasi untuk pakan karena pakan adalah kebutuhan mutlak yang harus selalu diperhatikan dalam pemeliharaan ternak ruminansia yaitu sapi, kerbau, kambing dan domba. Namun keterdiaan pakan selalu menjadi kendala terutama di saat musim kemarau, pakan berupa hijauan segar sulit didapatkan, yang ada hanya sisa-sisa tanaman berupa jerami diolah dalam cara fermentasi jerami.
diantaranya adalah jerami yang menjadi potensi besar sebagai sumber pakan, Selain dari padi yang bisa dibuat menjadi tepung.
Cara Fermentasi Jerami, Hanya saja kualitasnya rendah. Seperti untuk meningkatkan kualitas dan manfaat jerami jagung maka diperlukan teknologi yang mudah dan sederhana yang dapat dilakukan petani.
Oleh karena itu diperlukan perlakuan agar kualitasnya dapat ditingkatkan antara lain dengan teknologi amoniasi-molase. Amoniasi adalah cara perbaikan mutu pakan melalui pemberian urea sebagai NPN (Non protein nitrogen), sedangkan molase adalah hasil samping agroindustri dalam proses pembuatan gula (tetes tebu) yang bermanfaat sebagai sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh ternak.
Setelah penggilingan padi, Berikut ini informasi mengenai Cara Fermentasi Jerami Untuk Pakan Ternak. Jerami merupakan salah satu bahan pakan yang berasal dari sisa-sisa tanaman jenis padi dan leguminosa. Jerami yang dapat digunakan sebagai bahan pakan antara lain jerami padi, jerami jagung, jerami kacang tanah, jerami kedelai, dan jerami kacang panjang.

Cara Fermentasi Jerami Padi

Ada cara unik dalam menaman padi di negeri sakura berbeda dengan Indoensia dan Untuk meningkatkan kualitas nutrisi jerami, khususnya jerami padi perlu dilakukan pengolahan dengan difermentasi menggunakan bantuan probiotik (Primabion, Probion, Starbio, dsb), atau dengan menambahkan tetes tebu atau dapat juga dengan menambahkan bahan kimia, antara lain Urea.
Bahan-bahan tersebut diperlukan untuk pemacu proses degradasi/penguraian komponen serat dalam jerami sehingga lebih mudah dicerna oleh ternak. Teknologi Pembuatan Fermentasi Jerami Padi

Jerami Padi Terfermentasi Dengan Penambahan Urea dan Probiotik

Proses fermentasi dapat dilakukan pada tempat terlindung dari hujan maupun sinar matahari langsung. Proses pembuatan dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap fermentative dan tahap pengeringan serta penyimpanan.

Tahap Pertama (Tahap Fermentative)

Jerami padi yang baru dipanen dari sawah dikumpulkan ditempat yang telah disediakan. Bahan yang digunakan dalam fermentasi adalah: Jerami sebanyak ± 1 ton. Urea 4 kg. Probiototik sebanyak4 kg. Air secukupnya.

Cara Pembuatan:

  1. Jerami disusun berlapis-lapis, setiap lapisan setebal 20-30 cm.
  2. Siramkan campuran urea, probiotik dan air pada setiap lapisan.
  3. Lapisan disusun hingga setinggi ± 1,5 m.
  4. Setelah ditutup, biarkan selama 21 hari.
Penanganan jerami telah fermentasi:
Setelah 21 hari, tumpukan jerami fermentasi dibongkar. Jerami terfermentasi diangin-anginkan atau dijemur/dikeringkan. Jerami terfermentasi kering dapat disimpan selama 1 tahun.
Tahap kedua (pengeringan dan penyimpanan):
Tumpukan jerami padi yang telah terfermentasi tersebut dianginkan sehingga cukup kering, selanjutnya disimpan di tempat yang terlindung. Jerami padi terfermentasi setelah kering angin, dapat diberikan kepada ternak sebagai pakan pengganti rumput segar. Dengan cara demikian pemanfaatan hijauan pakan ternak dalam bentuk jerami padi akan dapat dilakukan sepanjang tahun dan lebih efisien dalam pemanfaatan waktu dan tenaga kerja.

Cara Fermentasi Jerami Untuk Makanan Ternak Domba/Kambing

Bahan dan Ukuran :

  • 1000 Kg      : jerami padi , dipilih yang sudah kering
  • 20-25 Lt       : tetes bila tidak ada dapat diganti gula yang dilarutkan
  • 6-7 Lt           : Probiotik, bila di daerah belum ada dapat diganti dengan EM4.
  • 5-6 Kg          : Urea untuk menambah kandungan protein makanan ( 4-6% dr total jerami )
  • 250-300 Lt.  : Air untuk melarutkan probiotik dan tetes/15Lt untuk jerami basah

Peralatan:

  • Silo tempat untuk fermentasi jerami dapat berupa tembok semen, bis semen, drum sesuai kemampuan dan jumlah ternak.
  • Alat pemotong sabit atau sejenisnya atau bisa menggunakan mesin pencacah jerami.
  • Ember atau timba, gembor, terpal plastik atau karung plastik.

Cara Membuat :

  1. Sediakan silo dari bis beton disusun dua atau tiga, bila memakai drum bagian dalam supaya dicat agar tidak berkarat.
  2. Jerami kering atau bahan-bahan kering yang telah ada dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 25 cm sejumlah isi silo yang ada.
  3. Larutkan tetes dan urea serta probiotik dengan air menjadi satu sesuai perbandingan bahan-bahan di atas.
  4. Siapkan terpal plastik untuk alas menjcampur antara jerami dengan campuran tets starbio dan air.
  5.  Jerami padi yang sudah dipotong ditaruh di atas terpal sedikit demi sedikit sambil disiram larutan air tetes dan starbio sesuai perbandingan di atas sampai merata dan jerami kelihatan basah.
  6. Setelah jarami benar-benar telah disiram rata dengan larutan tersebut, jerami dimasukkan ke dalam silo sedikit demi sedikit sambil dimampatkan/diinjak-injak supaya padat.
  7. Ketika sudah mampat (padat) silo ditutup hingga rapat betul.
  8. Setelah 7 hari jerami tersebut baru dapat mulai diberikan pada ternak kambing sesuai dengan kebutuhan dan selama bahan tersebut belum habis setelah mengambil bahan dari silo supaya ditutup kembali dengan rapat.
  9. Penempatan silo supaya terhindar dari genangan air, terhindar dari terik matahari dan air hujan tidak boleh masuk ke dalam silo.

Cara Memberikan :

  •  Pemberian diberikan dua kali pagi dan sore dengan ukuran: bobot kambing x 3% pakan kering (jerami yang telah difermentasi).
  •  Ditambah makan tambahan berupa katul yang baik (kualitas I) sebanyak 0,5 kg/ekor.

Keterangan :

  •  Apabila waktu petama kali tenak diberi pakan fermentasi tersebut tidak langsung mau supaya dilatih sedikit demi sedikit sampai mau makan dengan lahap.
  •  Agar ternak kambing cepat gemuk perlu diberi makan lain yang kadar proteinnya tinggi seperti pemberian katul konsentrat.

Cara Fermentasi Jerami Jagung

Limbah yang dihasilkan diantaranya adalah jerami, klobot, dan tongkol jagung yang biasanya tidak dipergunakan lagi ataupun nilai ekonominya sangat rendah.  Jerami jagung/brangkasan adalah bagian batang dan daun jagung yang telah dibiarkan mengering di ladang dan dipanen ketika tongkol jagung dipetik.
Jerami jagung seperti ini banyak diperoleh di daerah sentra tanaman jagung yang ditujukan untuk menghasilkan jagung bibit atau jagung untuk keperluan industri pakan; bukan untuk dikonsumsi sebagai sayur.

Karakteristik Umum Jerami Jagung :

  1. Kandungan air tinggi utamanya pada saat panen
  2. Kandungan serat kasar tinggi
  3. dari Kandungan protein dan mineral rendah
  4. Masih potensil sebagai sumber energi untuk ternak ruminansia
Untuk meningkatkan daya guna dan manfaat jerami jagung maka diperlukan teknologi yang mudah dan sederhana yang dapat dilakukan oleh petani di desa dengan syarat-syarat antara lain :
  1. Praktis dan ekonomis untuk usaha skala kecil
  2. Hasil olahan lebih murah dibanding pakan komersil di luaran.
  3. Peralatan membuat sederhana atau di dapat di desa.
  4. Kelestarian lingkungan terjaga

Bahan dan Alat Yang Digunakan Dalam Proses Pengolahan Adalah :

  1. Jerami jagung kering (batang, daun, tongkol dan kelobot)
  2. Urea 0,5 % atau 500 gram per 100 kg jerami jagung
  3. Molase 20 % atau 20 kg per 100 kg jerami jagung
  4. Air 10 liter untuk melarutkan urea
  5. Timbangan gantung kapasitas 50 kg, 1 buah
  6. Timbangan duduk kapasitas 3 kg, 1 buah
  7. Karung goni (karung gabah) 10 lembar
  8. Terpal plastik ukuran 4m x 5m, 1 lembar
  9. Ember kapasitas 10 liter, 1 buah
  10. Tali Plastik ( tali raffia ) 1 roll

Cara Pembuatan Untuk Membuat Campuran Adonan 100 kg Yaitu :

  1. Persiapkan jerami jagung kering lapang yang terdiri dari batang, daun, tongkol dan kulit jagung.
  2. Jerami jagung di cacah dengan ukuran 3 cm kemudian dimasukkan ke dalam karung-karung dan ditimbang keseluruhannya hingga mencapai 100 kg.
  3. Timbang urea 500 gram kemudian dilarutkan ke dalam 10 liter air.
  4. Jerami kering yang sudah dicacah di hamparkan di atas terpal plastik kemudian dipercikkan larutan urea secara merata. Lakukan sedikitdemi sedikit hingga semua jerami cukup lembab.
  5. Masukkan kembali jerami ke dalam karung-karung dan ditutup rapat dengan terpal plastik hingga proses amoniasi berlangsung sampai 3 minggu.
  6. Setelah proses amoniasi maka jerami dikeluarkan dari dalam karung dan hamparkan diatas terpal plastik untuk di angin-anginkan selama 6 jam agar bau amonia berkurang.
  7. Selanjutnya jerami dilumuri dengan molase (tanpa dicampur air). Lakukan sedikit demi sedikit hingga semua jerami jagung terlumuri secara merata.
  8. Setelah jerami dilumuri molase maka proses pembuatan pakan sudah selesai kemudian dimasukkan kembali ke dalam karung untuk disimpan dan siap diberikan ke ternak.
  9. Takaran pemberian pakan untuk kambing dewasa sebanyak 250 gram per ekor per hari dan untuk sapi dewasa sebanyak 1 kg per ekor per hari. Selebihnya diberikan pakan hijauan berupa rumputrumputan.
  10. Pakan ini tidak cocok untuk kuda, karena kuda bukan ternak ruminansia (tidak memamahbiak).

Keunggulan dari Cara Fermentasi Jerami

Jerami merupakan bagian dari batang tumbuhan tanpa akar yang tertinggal setelah dipanen butir buahnya. Jika jerami padi langsung diberikan kepada ternak tanpa mengalami suatu proses pengolahan, maka jerami padi ini akan tergolong sebagai makanan ternak yang berkualitas rendah.
Jerami padi memiliki kandungan zat gizi yang minim, kandungan protein yang sedikit, dan daya cernanya rendah.  Meskipun demikian teknik fermentasi, amoniasi dan tetes dapat merubah jerami menjadi makanan ternak yang potensial dan berkualitas karena dapat meningkatkan daya cerna dan kandungan proteinnya.  Sejumlah Negara di dunia seprti, Tunisia, Mesir, dan Algeria telah melakukan teknik amoniasi jerami padi ini sejak lebih dari 15 tahun yang lalu.

Fermentasi Jerami

Sedangkan fermentasi adalah segala macam proses metabolic dengan bantuan enzim dari bantuan mikroba (jasad renik) untuk melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisa, dan reaksi kimia lainnya sehingga terjadi perubahan kimia pada suatu substrat organic dengan menghasilkan produk tertentu. Jerami padi merupakan limbah tanaman pangan yang sangat potensial. jerami padi merupakan limbah pertanian dari sisa tanaman padi yang telah dipanen hasilnya yaitu, berupa batang, daun yang masih hijau atau yang sudah menguning.
Nilai manfaat jerami padi sebagai pakan ternak dapat ditingkatkan dengan dua cara, yaitu dengan mengoptimalkan lingkungan saluran pencernaan atau dengan meningkatkan nilai nutrisi jerami.  Optimasi saluran pencernaan terutama rumen, dapat dilakukan dengan pemberian bahan pakan suplemen yang mampu memicu pertumbuhan mikroba rumen pencerna serat seperti bahan pakan sumber protein.
Sementara nilai nutrisi dan tingkat pemanfaatan dapat diperbaiki dengan memberikan perlakuan yang dapat meningkatkan kandungan protein dan perenggangan ikatan lignoselulosa. Perlakuan yang paling umum dilakukan adalah perlakuan amoniasi. Jerami padi kurang bermanfaat dibandingkan dengan hijauan berkualitas rendah lainnya karena kurang palatable dan daya cernanya rendah.

Palatabilitas Jerami

Palatabilitas jerami padi rendah karena kandungan proteinnya jauh dibawah setandar, kecernaan jerami padi hanya mencapai 35-37% dengan kandungan protein kasar 3-4% bahan kering. Mutu rendah jerami padi bila dibandingkan dengan hijauan, disebabkan antara lain:
  • 1) mempunyai kadar silikat yang tinggi;
  • 2) jerami padi merupakan limbah tanaman tua, sehingga sudah mengalami lignifikasi tingkat lanjut, maka sebagian besar karbohidratnya telah membentuk ikatan lignin  dalam bentuk lignoselulosa dan lignohemiselulosa yang sukar dicerna;
  • 3) kandungan protein kasar rendah

Dampak Negatif Pakan Fermentasi

Pakan fermentasi merupakan pakan alternatif yang merupakan hasil olahan teknologi pakan ternak untuk menghasilkan pakan dengan energi yang lebih tinggi dan bernutrisi. Dalam pakan fermentasi digunakan sebagai pengganti hijauan yang sangat minim di saat musim kemarau. Pakan fermentasi sebenarnya sangat menguntungkan bagi peternak karena menjadi solusi untuk ketersediaan pakan di saat masa-masa sulit untuk mendapatkan pakan. Akan tetapi pemberian pakan fermentasi yang terus menerus juga sangat merugikan ternak.
Beberapa hal yang diakibatkan pemberian pakan fermentasi yang diberikan secara terus-menerus seperti berikut ini:
  • Kambing mengalami defisiensi nutrisi
  • Kambing menjadi semakin kurus
  • Pertumbuhan kambing terlambat
  • Kambing terkena penyakit yang disebabkan defisiensi nutrisi pakan

Kurangnya Pemahaman Dasar

Hal-hal tersebut di atas sebenarnya bukanlah merupakan akibat mutlak dari pemberian pakan fermentasi atau hijauan fermentasi. Beberapa kesalahan para peternak dalam menerapkan pemberian pakan fermentasi karena para peternak belum memahami hal-hal mendasar dalam pemberian pakan ternak.
Nutrisi, vitamin dan mineral yang lengkap sangat dibutuhkan oleh kambing untuk memicu pertumbuhan kambing dan juga produksi susu pada kambing. terkadang peternak hanya asal menerapkan hal baru yang sepertinya terlihat indtan dan sangat mudah untuk menjalankan usaha ternak kambing dan pada akhirnya akan membuat kambing mengalami defisiesnsi nutrisi yang dapat berakibat fatal bagi kesehatan kambing itu sendiri.

Kesalahan Pemberian Pakan Fermentasi

Berikut ini merupakan kesalahan yang terjadi dalam pemberian pakan fermentasi pada ternak kambing yang kita pelihara:

Hanya Satu Macam Bahan Fermentasi

Pemberian pakan fermentasi dengan satu jenis bahan pakan sangat berbahaya bagi kesehatan kambing. kambing memerlukan berbagai jenis nutrisi, vitamin dan juga mineral untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Jika hal ini dilakukan maka kambing akan mengalami berbagai penyakit dan sebagainya.

Kambing Tidak Diberi Tambahan Vitamin

Kambing yang hanya diberi pakan fermentasi dan tidak diberi tambahan vitamin dan juga mineral tidak menutup kemungkinan akan mengalami penurunan kualitas kesehatan karena beberapa nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kambing tidak tersedia dengan baik.

Tidak Memberikan Mineral Pada Pakan

Pemberian mineral pada pakan sangatlah penting bagi kambing untuk memenuhi kebutuhan mineral yang tidak tersedia dalam bahan pakan fermentasi. Kekurangan mineral akan menyebabkan kambing menderita kelumpuhan, keguguran dan juga polio.

Tidak Menambahkan Bahan yang Mengandung Nutrisi Lain

Bahan-bahan pakan pada kambing seharusnya beragam. Hal ini untuk mengantisipasi kekurangan suatu nutrisi pada bahan pakan yang diberikan pada kambing. terkadang peternak yang belum mengetahui banyak tentang ilmu pakan hanya langsung percaya dan menerapkan produk baru yang ditawarkan tanpa menggali informasi yang lebih jauh tentang ilmu pakan ternak kambing.
Sekian bahasan kali ini mengenai dampak negatif pemberian pakan fermentasi tanpa diimbangi dengan jenis pakan lainnya. Semoga tulisan tentang Dampak Negatif Pakan Fermentasi tanpa kombinasi dengan bahan pakan lainnya akan bermanfaat bagi para pembaca. Silahkan tuliskan pada kolom komentar di bawah tulisan ini jika ada hal yang ingin ditanyakan atau ingin disampaikan. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan dalam tulisan ini. Terima kasih. Anda dapat melihat lihat dan membaca artikel lainnya semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment

Umpan di komputer dan di dunia maya